Dubes China Pamit ke Ketua DPR
Ketua DPR RI, Marzuki Alie menerima kunjungan duta besar China, Zhang Qiyue dalam rangka berpamitan karena telah menyelesaikan tugasnya selama 3,5 tahun sebagai Duta Besar China untuk di Indonesia. Pada kunjungan kali ini Marzuki Alie ditemani oleh Ketua BKSAP, Hidayat Nur Wahid di Ruang Pimpinan, Gedung Nusantara III, Kamis (15/12).
Dalam kunjungannya, Zhang Qiyue menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan yang telah diberikan oleh Parlemen Indonesia selama ia menjabat sebagai Duta Besar China. Ia mengatakan, selama dirinya bertugas menjadi duta besar banyak peningkatan kerjasama yang terjadi antara Indonesia dengan China.
“Tentunya dengan semakin banyaknya peningkatan kerjasama antar kedua negara memberikan keuntungan yang banyak bagi Indonesia, dan tentunya tidak jarang komisi-komisi di DPR yang berkunjung pula ke China,”jelasnya.
Zhang Qiyue menuturkan, hubungan yang selama ini terjalin antara Indonesia dengan China telah terbina dengan sangat baik, dan itu berkat kedekatan yang terjalin antar pemerintahan kedua negara maupin antar Parlemen, dan ia sangat berharap hubungan ini dapat terus berlanjut. “Kami menginginkan hubungan ingin akan terus membaik dan semakin erat antar kedua negara, dan tidak terputus disini saja, perekonomian China pada akhir tahun diperkirakan telah melebihi nilai perdagangan hingga 50 miliar US$,”tuturnya.
Dengan kenaikan nilai tersebut, tentunya dapat terlihat hubungan ynag semakin membaik diantara kedua negara, dan tidak hanya di bidang perekonomian, China ingin memperlebar hubungannya di bidang Infrastruktur, Manufaktur, Agrikultur, maupun Pendidikan.
Dalam Bidang Pendidikan, Marzuki Alie menginginkan adanya penambahan guru bahasa Mandarin dari China yang di datangkan ke Indonesia, agar masyarakat Indonesia pun bisa mahir berbahasa mandarin. “Tentunya jika semakin banyak masyarakat Indonesia yang mahir berbahasa Mandarin, akan semakin mempererat pula hubungan kedua negara karena dipermudah dengan komunikasi,”jelasnya.
Menurut Zhang Qiyue, saat ini banyak masyarakat Indonesia yang telah belajar bahasa mandarin, dan dalam setahunnya pemerintah mandarin telah mengirimkan 100 orang guru sukarelawan bahasa mandarin ke Indonesia, tetapi tentunya belum memadai karena besarnya jumlah masyarakat Indonesia.
Selain itu Marzuki menambahkan perlu adanya penambahan program beasiswa untuk pertukaran pelajar diantara kedua negara agar semakin bertambahnya pertukaran ilmu maupun budaya di kedua negara. (ra)